Jumat, 27 November 2015

Inilah Ciri Kepribadian "Baper"


Kepribadian seseorang pada dasarnya terbentuk karena faktor intrnal dan eksternal. Bagaimana keluarganya membentuknya dan bagaimana lingkungan membentuknya. Ada banyak tipe kepribadian seseorang seperti salah satunya adalah sensitif dan mudah terbawa perasaan, istilah untuk kepribadian seperti ini disebut dengan “baper”

Memiliki kepribadian baper tidak selamanya identik dengan sifat negatif dan emosional, karena sebenarnya mereka cenderung ingin selalu membantu orang lain dan membuat banyak orang bahagia. Kadang hal tersebut sering berbalik menyulitkan diri mereka sendiri. Rasa peka pada orang sensitif lebih tinggi dari mereka yang berfikir rasional

Untuk lebih mengetahui kategori seseorang yang memiliki kepribadian “baper” Berikut ulasannya

Memerlukan Waktu Menyendiri
Seseorang yang sensitif cenderung memerlukan waktu menyendiri sebagai bentuk waktu berkualitas. Ini bagian penting bagi mereka untuk menganalisa dan berfikir mengenai keadaan dilingkungan sekitar. Waktu seperti ini dimanfaatkan untuk instrospeksi diri

Sering dikira Orang Lemah
Karena hati yang mudah tersentuh, membuat orang lain beranggapan bahwa orang sensitif memiliki karakter lemah dan cepat menyerah. Padahal sebenarnya orang-orang sensitif seperti ini bermental kuat, ringan tangan, dan punya empati tinggi

Sering Menjadi Tempat Curhat
Rasa peka yang dimiliki orang sensitif atau baper membuat mereka menjadi tempat curhat, karena mereka bisa menjadi pendengar yang baik dan mampu memberikan ketenangan untuk orang lain

Mudah Tersentuh
Orang sensitif sangat mudah tersentuh melihat kesedihan orang lain. Mereka akan merasakan hal yang dirasakan orang lain

Sulit Menolak
Sikap orang sensitif yang peka terhadap orang lain, membuat mereka ingin menolong orang lain, dan tidak bisa menolak permintaan tolong orang lain. Kalaupun mereka menolak, dilakukan dengan cara diam

Mudah Senang dan Sedih
Orang sensitif dapat dengan mudah merasa senang dan sedih dengan berlebihan. Inilah yang menyebabkan mereka seringkali menderita kelelahan emosional

Related Posts:

0 komentar: